TEMBILAHAN - Pendidikan adalah hal yang terpenting dalam kemajuan suatu daerah. Semakin baik kualitas pendidikan terutama menyangkut, infrastruktur, tenaga pendidik dan kurikulum yang diterapkan, maka akan semakin maju suatu daerah.
Tidak kalah pentingnya, adalah perlakuan yang adil terhadap lembaga pendidikan. Selama ini dunia pendikan dinaungi oleh dua lembaga. Pendidikan yang berbasis keagamaan di naungi oleh Kemenag, dan pendidikan yang berbasis umum dinaungi oleh Pemda.
Disinilah titik awal terjadi ketimpangan dunia pendidikan. Apalagi sekolah keagamaan di bawah naungan Kemenag, mayoritas adalah sekolah swasta yang dikelola oleh yayasan, sangat mengandalkan kemampuan pemilik yayasan dalam memgelola kelanjutan dunia pendidikan.
"Jadikan basis pendidikan sebagai mercusuar di Bumi Seribu Parit, agar terwujud suatu daerah yang berilmu dan berintegritas dalam rangka mencapai kemajuan," ujar DR Ali Azhar S Sos MH, pemilik Yayasan Sabilal Muhtadin Tembilahan Hulu, saat melepaskan siswa kelas VI, Selasa, 28 Mei 2024.
Untuk itu, ia berharap kepada Pemkab Inhil agar memberi perhatian yang lebih terhadap dunia pendidikan yang berbasis keagamaan. Sebab, peran pendidikan yang berbasis keagamaan, dalam membawa Inhil seperti sekarang ini, sangat besar. Untuk itu harus ada regulasi yang jelas, terkait penerimaan siswa baru, agar sekolah berbasis keagamaan juga kebagian santri baru.
"Selama ini, sekolah umum dan sekolah unggulan yang murid melimpah saat penerimaan tahun ajaran baru. Sekolah berbasis keagamaan kesulitan untuk bersaing, akibatnya terjadi ketimpangan yang sangat jelas," tambahnya.
Dalam kesempatan itu Ali Azhar berpesan untuk berjuang maksimal bagi semua tingkatan didunia pendidikan, secara komperhenship dengan mengedepankan etos dan kerja atas dasar tanggung jawab dan rasa cinta.
"Perjuangan dan pengorbanan kita lakukan selama ini sangat besar dan tidak ternilai bagi kemajuan daerah ke depan kita harapkan muncul generasi emas yang membawa Inhil ke arah yang lebih maju," harapnya. (Suf)